(0266) 6345996 info@man4sukabumi.sch.id

YOGYAKARTA, MANPASI NEWS – Belajar tak hanya di dalam kelas. Lebih mengena dan bermakna tentu dengan melihat langsung ke lapangan dan mempraktikkannya. Itulah yang mendasari MAN 4 Sukabumi menyelenggrakan Praktik Pembelajaran Luar Kelas (P2LK) ke beberapa tempat di luar Kabupaten Sukabumi. Pilihan tahun 2019 adalah Kota Sukabumi dan Yogyakarta. Kedua tempat itu dipilih salah satu setiap siswa yang menjadi destinasi study sekaligus wisata karena memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing. Di bidang pendidikan siapa yang tak kenal Yogyakarta. Kota pelajar sudah teramata melekat untuk kota ini. Sedangkan Kota Sukabumi, konon mulai dilirik oleh para pegiat pendidikan di bidang kewirausahaan.

P2LK tujuan Yogyakarta kali ini melibatkan seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 167 dan 15 guru pembimbing. Pada hari pertama tiba di Jogja, seluruh peserta diajak berkunjung ke Monumen Jogja Kembali yang berada di Sleman, Yogyakarta. Museum ini adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Para siswa disuguhi film berdurai sekitar 10 menit tentang serangan Tentara Nasional Indonesia dalam merebut kembali ibukota Indonesia pada saat itu yaitu Yogyakarta dari tangan Belanda. Sstelah itu siswa melihat koleksi museum yang ada di lantai 2 dan 3 museum.

Di hari yang sama, objek kedua yang dikunjungi adalah Museum Gunungapi Merapi yang berada masih di Sleman. Museum ini adalah sebuah museum yang berdiri sebagai perekam jejak Gunung Merapi. Kenangan dari tiap letusan tersimpan rapi, bahkan suara gemuruhnya pun dapat didengar berkali-kali. Ketika semua sisi museum telah dijelajahi, masuk ke dalam teater mini. Sambil beristirahat, siswa disuguhi sebuah film pendek berdurasi sekitar 20 menit berjudul Mahaguru Merapi. Film ini menunjukkan dua sisi Merapi yang begitu berbeda. Merapi memberi kesuburan dan kehidupan bagi tiap makhluk di sekitarnya, tapi ada kalanya ia juga meluluhlantakkan semuanya tanpa tersisa.

Objek edukasi selanjutnya adalah Candi Prambanan, penutup di hari pertama berkunjung ke Yogyakarta. Candi Prambanan sarat akan sejarah khususnya sejarah kerajaan Hindu. Siswa mengamati seluruh bagian yang ada di komplek Candi Prambanan. Tentunya mengumpulkan materi untuk menjawab soal yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah hampir memasuki waktu Magrib, rombongan MAN 4 Sukabumi tiba di Hotel UNY. Siswa beserta guru beristirahat di hotel ini selama 2 malam.

Pada hari kedua di Yogyakarta, sesuai agenda perjalanan acara selanjutnya yakni mengunjungi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Perguruan tinggi ini cukup terkenal khususnya di kalangan madrasah aliyah. Kunjungan di kampus UIN Sunan Kalijaga disambut hangat oleh Kepala Sub Bagian Humas Dokumentasi dan Publikasi Bagian Tata Usaha Drs. Sutarman, M.A. yang secara sederhana mengajak para siswa membuka wawasannya dalam hal ini belajar di luar Jawa Barat untuk kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Karena menurutnya banyak para pimpinan UIN Sunan Kalijaga berasal dari tanah sunda. Jadi, jangan khawatir untuk kuliah di UIN Sunan Kalijaga. “Biayane murah nek lulusane ora murahan,” guyonnya dengan sederhana.

Sebagai kenang-kenangan dan bentuk rasa terima kasih pihak madrasah dalam hal ini Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum Windha Tunggara, M.Pd. menyerahkan cendera mata berupa Kujang, senjata khas Sukabumi kepada pihak kampus.

Sesuai agenda perjalanan, rombongan menuju tempat makan di sekitar kampus UIN Sunan Kalijaga. Dilanjutkan ke objek berikutnya yaitu Keraton Yogyakarta. Di sini siswa diajak mengamati kehidupan yang ada di dalam dan di sekitar keratin Yogyakarta yang masih kental menganut istilah kesultanan. Walaupun kesultanan Yogyakarta sudah resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia tetapi sultan dan keluarganya masih tinggal di keraton. Selain itu, sebagian komplek keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 azan Zuhur menggema di keraton, pemandu sudah selesai menjelaskan bagian-bagian keraton. Siswa dan guru pembimbing bergerak menuju objek wisata religi yaitu Masjid Kauman Yogyakarta dengan berjalan kaki karena jaraknya yang hanya sekitar 500 meter dari keraton.

Setelah melaksanakan ibadah salat Zuhur, rombongan berjalan kaki menuju Taman Pintar yang jaraknya sekitar 1 km dari Masjid Kauman. Sesampainya di Taman Pintar, siswa memasuki Gedung Oval disambut oleh raungan patung dinosaurus. Sebuah ruangan berbentuk lingkaran besar dan tinggi, di pinggirnya ada beberapa stan yang memeragakan alat-alat IPTEK sederhana. Setealah itu ada jalan memutar naik ke lantai 2 dengan foto tokoh-tokoh dunia. Lantai 2 gedung oval ini berisi alat-alat peraga tentang alam semesta, bumi kita, telekomonikasi, science, dan listrik.

Selanjutnya, siswa dengan bimbingan guru melakukan wisata belanja di Malioboro pada sore harinya. Dibatasi hanya sampai pukul 19.00 siswa kembali lagi ke bus menuju hotel untuk beristirahat.

Hari berikutnya, rombongan melakukan check out di Hotel UNY untuk melanjutkan perjalanan terakhir di Kota Yogyakarta. Objek yang pertama dikunjungi adalah Kampung Wisata Lingkungan Sukunan, Gamping-Sleman. Sejak tahun 2003, Kampung Sukunan menjadi desa wisata yang tetap berbasis lingkungan atau disebut juga ecotourism. Tingginya kesadaran masyarakat akan kepedulian kebersihan lingkungan dan usaha mereka untuk mengubah nilai sampah yang mengganggu lingkungan akhirnya tidak sia-sia. Desa Sukunan resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan pada tahun 2009.

Pertama datang di Kampung Sukunan di sebuah kantor atau rumah tempat acara yang berkaitan dengan hubungan dengan pihak luar, rombongan disuguhkan minuman khas yaitu wedang jahe. Siswa dibagi menjadi dua gelombang menyimak pemaparan dari pihak desa wisata dan berkeliling melihat pengolahan sampah mandiri, pembuatan kerajinan dari plastik dan kain perca, dan pembuatan kompos. Dengan adanya kunjungan desa wisata lingkungan ini, siswa diharapkan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari minimal di madrasah. Selain kesadaran kebersihan lingkungan, jiwa kewirausahaan siswa bisa saja tumbuh dengan memanfaatkan sampah yang di daur ulang menjadi bernilai.

Candi Borobudur menjadi penutup destinasi P2LK tahun ini. Candi Buddha terbesar di dunia ini terletak di Magelang. Kedatangan yang diiringi rintik hujan, tak menyulutkan semangat siswa MAN 4 Sukabumi untuk menaiki puncak candi. Swafoto menjadi pilihan siswa untuk mengabadikan momen langka ini. Kegiatan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Tidak lama berada di candi karena waktu kunjungan sudah habis yaitu pukul 17.00. Terlepas dari itu semua, P2LK kali ini meninggalkan kenangan tersendiri di hati siswa.

“P2LK tahun ini sangat mengesankan. Karena pada kegiatan itu, saya dan teman-teman dapat menambah pengalaman sekaligus wawasan. Di sana juga kita bisa belajar dari pengalaman langsung yang kita amati. Selain itu objek wisata yang dipilih oleh panitia, menurut saya cocok dengan jenjang madrasah aliyah seperti kami. Tentunya saya dan teman-teman berterima kasih kepada segenap dewan guru yang tak kenal lelah membimbing kami sehingga sangat berkesan dan menjadi kenangan yang manis. Semoga kegitan P2LK di tahun yang akan dating lebih baik lagi dari tahun ini,” ungkap Melisa, salah seorang peserta P2LK. (AAG)