BOGOR, MANPASI NEWS — Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama menyelenggarakan sosialisasi perubahan Lembaga Pencetak Al Qur’an (LPQ) kini berubah nama menjadi Unit Pencetak Al Qur’an (UPQ) yang telah mencetak ratusan ribu Al Qur’an dan telah dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Unit Percetakan Alquran (UPQ) milik negara yang terletak di Ciawi-Bogor bisa melayani permintaan percetakan langsung dari masyarakat.
Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Hotel Onih Jalan Paledang No. 50 – 52 RT.01/07 Paledang Kel. Bogortengah Kota Bogor selama 3 hari (23-25/10/2019). Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 6 orang dari tiap Kab./Kota Sukabumi, Bogor, dan Cianjur dari unsur Kasi Bimas Islam, Penyuluh Syariah, Penghulu, Kepala Madrasah, Kepala KUA, dan MUI.
Kepala Produksi UPQ menyatakan sedikitnya ada 7 tahapan dalam proses produksi mushaf Al Qur’an di UPQ Ciawi Bogor. Proses kontrol yang berulang dimaksudkan untuk meminimalkan kesalahan cetak dalam proses percetakan yang juga melibatkan para hafiz. Lebih lanjut kepala Produksi UPQ menyampaikan 7 tahapan dalam pencetakan Al Qur’an, yaitu:
Pertama, tahapan awal adalah melakukan pengecekan materi untuk kemudian dibuat dami (contoh fisik).
Kedua, dami atau contoh materi Alquran diserahkan ke Lajnah Pentashih. Lajnah pentashih ini berisikan para hafiz dan ahli di bidang bahasa.
Ketiga, selesai dari Lajnah Pentashih, materi kembali diperiksa oleh para hafiz dari tim UPQ, tim ini adalah berbeda dari yang ada di Lajnah Pentashih.
Keempat, pada tahap ini materi dami dipindahkan ke dalam komputer dan dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Kelima, tahapan selanjutnya adalah mengubah materi ke dalam bentuk filem atau plat.
Keenam, tahapan berikutnya adalah dicetak dan digabungkan per Juz dan dijahit lalu dilakukan pengecekan ulang.
Ketujuh, ini adalah tahapan terakhir dari seluruh proses. Pengecekan secara menyeluruh oleh para hafiz dalam mushaf dan dicover Proses terakhir ini juga ditandai dengan pembubuhan stempel khusus. (AAG)